Minggu, 17 Juli 2016

PROPOSAL PENELITIAN MADU SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF PENYAKIT DIABETES



PROPOSAL PENELITIAN
MADU SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF PENYAKIT DIABETES

Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia












Disusun Oleh :
Rinovia Dika Anggoro                                                21090115140131



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

1. Judul kegiatan                                            : Madu Sebagai Pengobatan Alternatif Penyakit Diabetes
2. Bidang kegiatan                                            : Proposal Penelitian
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                                        : Rinovia Dika Anggoro
b. NIM                                                        : 21090115140131
c. Jurusan                                                    : S1 Teknik Perkapalan
d. Universitas                                               : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No.Tel/HP              : Rusunawa undip B3.63/08992054880
f. Alamat Email                                            : dikanggoro607@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar                        : Ken Widyawati,S.S.
b. NIP                                                         :132132745
c. Alamat Rumah dan No. Tel/Hp             : Jl.Sidoharjo RT 10/V Cebongan/08731501575



Semarang,24 Mei 2016
                                                                                          Menyetujui,     
                                                                                          Dosen Pembimbing



(Ken Widyawati,S.S.)
                                                                                             NIP.132132745



KATA PENGANTAR

     Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaiakan proposal karya ilmiah ini yang berjudul “Madu Sebagai Pengobatan Alternatif Penyakit Diabetes”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.


     Tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada dosen serta teman lama SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Juwana yang telah membantu dan mensuport saya dalam mengerjakan karya ilmiah ini.Serta tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman satu angkatan S1 Teknik Perkapalan 2015.

Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

     Saya menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.Saya juga berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Semarang,24 Mei 2016




Rinovia Dika Anggoro



DAFTAR ISI

Halaman Depan
Halaman Persetujuan
Kata Pengantar   .............................................................................................  i
Daftar Isi              ............................................................................................. ii


BAB I
Pendahuluan
A.     Latar Belakang ................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah         ................................................................................. 1
C.     Ruang Lingkup ................................................................................. 3
D.     Tujuan & Manfaat        ................................................................................. 3


BAB II
Tinjauan Pustaka
A.Pengertian Diabetes                               ......................................................... 5
B. Faktor yang mempengaruhi Diabetes ......................................................... 6
C. Klasifikasi                                             ......................................................... 9
D. Hipotesis                                              ....................................................... 18


BAB III
Metode Penelitian
A.  Teknik Pengumpulan Data    ................................................................... 19
B.  Teknik Analisis Data                ................................................................... 19


KRITIK ............................................................................................................... 21
SARAN  ............................................................................................................... 22


Daftar Pustaka .................................................................................................... iii


BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental dan berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya darinektar bunga. Jika Tawon madu sudah berada dalam sarang nektar dikeluarkan dari kantung madu yang terdapat pada abdomen dan dikunyah dikerjakan bersama tawon lain, jika nektar sudah halus ditempatkan pada sel, jika sel sudah penuh akan ditutup dan terjadi fermentasi.Rasa manis madu disebabkan oleh unsur monosakarida fruktosa dan glukosa, dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengangula.
Madu memiliki ciri-ciri kimia yang menarik, dioleskan jika dipakai untuk pemanggangan. Madu memiliki rasa yang berbeda daripadagula dan pemanis lainnya.Kebanyakan mikroorganisme tidak bisa berkembang di dalam madu karena rendahnya aktivitas airyang hanya 0.6.

B.Rumusan Masalah
Penyakit kencing manis atau Diabetes Mellitus ( DM ) sudah sangat dikenal oleh masyarakat kita. Banyak di antara kita atau anggota keluarga besar kita yang mengidap penyakit ini. Menurut data yang dikeluarkan oleh IDF (International Diabetes Federation) tahun 2012, jumlah penderita diabetes di Indonesia menduduki rangking ke-7 dunia. Sepuluh negara terbanyak jumlah penderita diabetes (umur 20-79 tahun).


Tahun 2012 :
-China................................ 92,3 jt
-India................................. 63    jt
-USA................................. 24,1 jt
-Brazil.................................13,4 jt
-Federasi Rusia ................... 12,7 jt
-Meksiko............................ 10,6  jt
-Indonesia ........................... 7,6 jt
-Mesir..................................7,5  jt
-Jepang................................7,1  jt
Jumlah penderita diabetes yang terus meningkat di semua negara (termasuk Indonesia) menjadikan penyakit ini sebagai ancaman global, sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2007 mengeluarkan resolusi yang menetapkan tanggal 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat internasional terhadap diabetes. Data dari IDF juga mengungkapkan, pada tahun 2012 diperkirakan ada lebih dari 371 juta penderita diabetes di seluruh dunia ; itupun dengan kenyataan bahwa sekitar 50% dari seluruh penderita diabetes tidak terdeteksi atau tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes. Sayangnya, walaupun penyakit ini sudah tidak asing bagi masyarakat kita, sampai sekarang masih ada begitu banyak kesalahpahaman dan mitos tentang diabetes yang diwariskan turun-temurun dan hidup dalam masyarakat kita. Mitos dan kesalahpahaman itu sungguh sangat merugikan kita, karena membuat masyarakat kita menjadi lalai dan salah dalam hal pencegahan, perawatan, dan pengobatan diabetes terutama pengobatan diabetes dengan madu.Dalam dunia kedokteran serta sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini antiseptik dan antibakteri yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara kimiawi.salah satunya pengobatan diabetes miletussudah terbukti bisa digunakan untuk pengobatan luka pada penderita diabetes di mana pasien tidak bisa menggunakan antibiotik.
Karena manisnya dari madu berupa fruktosa dan apabila masuk kedalam tubuh akan langsung diubah menjadi energi tanpa perlu hormon insulin untuk mengubahnya.Sehingga dapat menyembuhkan penderita diabetes.

C.Ruang Lingkup
Untuk mempermudah penulisan proposal karya ilmiah ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan proposal karya ilmiah ini, yaitu:
1.Hanya membahas tentang ketakutan atau mitos pada masyarakat mengenai proses penyembuhan penyakt diabetes melitus dengan menggunakan madu. 
2.Hanya mengakses informasi seputar sebagian masyarakat.
3.Informasi yang didapat hanya melalui orang-orang sekitar yang masih minim pengetahuan tentang dunia kesehatan.

D.Tujuan Dan Manfaat
Memberi wawasan atau pandangan kepada masyarakat bahwa madu banyak mengandung fruktosa (sekitar 38,5%) dan glukosa (sekitar 31,0%),sehingga mirip dengan sirup gula sintetis diproduksi terbalik, yang sekitar 48% fruktosa, glukosa 47%, dan sukrosa 5%. Karbohidrat madu yang tersisa termasuk maltosa, sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya. Seperti semua pemanis bergizi yang lain, madu sebagian besar mengandung gula dan hanya mengandung sedikit jumlah vitamin atau mineral.Madu juga mengandung sejumlah kecil dari beberapa senyawa dianggap berfungsi sebagai antioksidan, termasuk chrysinpinobanksinvitaminC,katalase, dan pinocembrin.Komposisi spesifik dari sejumlah madu tergantung pada bunga yang tersedia untuk lebah yang menghasilkan madu.

Analisis madu secara umum:
·                 Fruktosa: 38.2%
·                 Glukosa: 31.3%
·                 Maltosa: 7.1%
·                 Sukrosa: 1.3%
·                 Air: 17.2%
·                 Gula paling tinggi: 1.5%
·                 Abu (analisis kimia):0.2%
·                 Lain-lain: 3.2%
Kekentalan madu adalah sekitar 1,36 kilogram per liter. Atau sama dengan 36% lebih kental daripada air).Oleh karena itu,madu sangat cocok dalam proses pengobatan atau penyembuhan penyakit diabetes miletus.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus atau yang sering disingkat DM yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupahiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidratlemak dan protein, sebagai akibat dari:
·           defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.
·           defisiensi transporter glukosa.
·           atau keduanya.
Glukosa adalah bukan gula biasa yang umum tersedia di toko atau pasar. Glukosa adalah karbo hidrat alamiah yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Yang banyak dijual adalah sukrosa dan ini sangat berbeda dengan glukosa. Konsentrasi tinggi dari glukosa dapat ditemukan pada minuman ringan (soft drink) dan buah-buah tertentu. Kadar gula darah hanya menyiratkan kadar glukosa darah dan tidak menyatakan kadar fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa (banyak pada susu).Yang bukan glukosa akan diubah sebagian menjadi glukosa melalui proses yang bisa panjang tergantung jenisnya, karenanya mungkin tidak cepat menaikkan kadar gula darah. Buah selain memiliki glukosa juga memiliki fruktosa dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung buahnya. Sukrosa termasuk cepat berubah menjadi glukosa, tetapi gula batu karena proses pembuatannya berbeda lebih baik dari gula pasir, sedangkan gula aren dan gula jawa jauh lebih baik bagi penderita diabetes.
Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia di dalam badan yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel lainya. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang berlebih disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk menciptakan energi.

B.Faktor yang memepengaruhi Diabetes Melitus
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan diabetes melitus adalah,
1.Riwayat-Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan. Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan terhindar dari penyakit diabetes.
 
2.Obesitas-Atau-Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin.
 
3.Usia-Yang-Semakin-Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap hormon insulin.
 
4.Kurangnya-Aktivitas-Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang mengalami kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.
 
5.Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan sifatnya sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama sangat membenci rokok karena memang lebih banyak merusak ketimbang manfaatnya.
 
6.Mengkonsumsi-Makanan-Berkolesterol-Tinggi
Manakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda.
 

7.Stres-Dalam-Jangka-Waktu-Lama
Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu sel-sel tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena 
penyakit kanker juga memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam keadaan serius.

8.Hipertensi-Atau-Darah-Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko diabetes.
 
9.Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat beriso terhadap bayi yang dilahirkan.
 
10.Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk terserang diabetes melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari Asia.
 

11.Terlalu-Sering-Konsumsi-Obat-Obatan-Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek negatif yang tidak ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi mengobati di sisi yang lain mengganggu kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus penyakit berat seperti jantung dan liver serta diabetes diakibatkan oleh terlalu seringnya mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.

C.Klasifikasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
1.    Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosissistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2.    Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
3.    Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.Yang digolongkan menjadi tiga,yaitu:
-Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
-Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
-Not insulin requiring diabetes.
Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM (bahasa Inggrisinsulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan keenam merupakan anggota klasifikasi NIDDM (bahasa Inggrisnon insulin-dependent diabetes mellitus). IDDM dan NIDDM merupakan klasifikasi yang tercantum pada International Nomenclature of Diseases pada tahun 1991 dan revisi ke-10 International Classification of Diseases pada tahun 1992.
Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus, MRDM, tidak lagi digunakan oleh karena, walaupun malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi beberapa tipe diabetes, hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes. Subtipe MRDM; Protein-deficient pancreatic diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM, masih dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh diabetes melitus dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Sedangkan subtipe lain, Fibrocalculous pancreatic diabetes, FCPD, diklasifikasikan sebagai penyakit pankreas eksokrin pada lintasan fibrocalculous pancreatopathy yang menginduksi diabetes melitus.
Klasifikasi Impaired Glucose Tolerance, IGT, kini didefinisikan sebagai tahap dari cacat regulasi glukosa, sebagaimana dapat diamati pada seluruh tipe kelainan hiperglisemis. Namun tidak lagi dianggap sebagai diabetes.
Klasifikasi Impaired Fasting Glycaemia, IFG, diperkenalkan sebagai simtoma rasio gula darah puasa yang lebih tinggi dari batas atas rentang normalnya, tetapi masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai dasar diagnosis diabetes.


·        Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggrischildhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga. Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80–120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140–150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".[butuh rujukan] Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi.[butuh rujukan] Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Pada orang yang sudah sepuh, biasanya gula darah sewaktunya dijaga di bawah 200 mg/dl saja dan tidak lebih rendah, karena dikhawatirkan dapat terjadinya 'hipo' atau gula darah di bawah 100 mg/dl, karena misalnya telat makan, makan lebih sedikit dari biasanya atau terlalu senang dengan aktivitas berlebih dari biasanya.
Saat ini mulai banyak dilakukan pemberian insulin kepada penderita diabetes type 2 yang secara terus menerus gula darah sewaktunya selalu di atas 200 mg/dl, walaupun telah diberikan berbagai kombinasi obat oral. Insulin yang diberikan adalah yang bersifat 'long acting' atau 24 jam sekali dan tetap minum obat oral dengan dosis yang lebih rendah tiap kali makan besar.




·      Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggrisadult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen,termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10dengan kofaktor hormonresistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi,rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi,peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis padahati,penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.
NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemialipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dariadipokines itu merusak toleransi glukosa.Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis.Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga),diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg (10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan (sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin (e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati (dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu (e.g., metformin), dan pada hakikatnya menipis pembalasan hormon insulin (e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes melitus tipe 2.Seperti zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi perkembangan sel tumor maupun kanker.
Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondriapada otot lurik.Sebaliknya, hormontri-iodotironina menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif,sedang hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III dan IV.Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik.Di sisi lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot jantung pada penderita diabetes.
Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan apakah metode ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahanhomeostasis glukosa.
Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan naringin, diketahui menyebabkan:
·            Peningkatan mRNA glukokinase.
·            Peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan.
·            Peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom.
·            Peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin.
·            Penurunan ekspresi GLUT2 pada hati.
·            Penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati.
·            Penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductaseasil-KoAkolesterol asiltransferase.
·            Penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase.
·            Meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis.
     Sedangkan naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati.
Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah jenis jeruk, sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.

Diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah atau diperlambat munculnya dengan mengembangkan Pola Hidup Sehat:
·            Pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah.
·            Olahraga 3 kali dalam seminggu, masing-masing setidaknya 20 menit.
·            Jaga berat badan ideal.
·            Menghindari rokok.
·            Mengurangi asupan alkohol.
Pria dengan berat badan normal risikonya 70 persen lebih rendah daripada yang obes, sedangkan wanita dengan berat badan normal risikonya 78 persen lebih rendah daripada yang obes. Lakukanlah selalu Tes Gula Darah, karena seseorang yang terdiagnosis mulai Prediabetes, tetapi segera melakukan Perubahan Gaya Hidupnya, maka ia akan terhindar dari Diabetes melitus tipe 2 atau setidaknya memperlambat munculnya Dibetes melitus tipe 2.

·        Diabetes melitus tipe 3
Diabetes melitus gestasional (bahasa Inggrisgestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Risiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan risiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

D.Hipotesis
Seperti yang sudah dijelaskan,madu dapat digunakan sebagai obat Diabetes Melitus alami.Hal ini berdasarkan pada kandungan peptidanya yang mampu menghambat pelepasan glukosa ke dalam aliran darah.Selain itu,yang harus diwaspadai juga adalah saat pembelian madu,karena madu yang saat ini beredar di pasaran juga banyak yang sudah diolah.Madu olahan tersebut tentunya akan sangat berbeda dengan madu yang masih asli.Yang dikhawatirkan dari penggunaan madu olahan adalah kandungan gulanya yang bisa jadi meningkat dua kali lipat akibat penambahan pemanis.










BAB III
METODE PENELITIAN

A.Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Kepustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai buku, dokumen dan tulisan yang relevan untuk menyusun konsep penelitian serta mengungkap obyek penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan banyak melakukan telaah dan pengutipan berbagai teori yang relevan utuk menyusun konsep penelitian. Studi kepustakaan juga dilakukan untuk menggali berbagai informasi dan data faktual yang terkait atau merepresentasikan masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian, yaitu implementasi program Bantuan Operasional Sekolah.

2. Teknik Wawancara. Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data primer dari para pihak yang dijadikan informan penelitian. Teknik wawancara dilakukan dengan mempersiapkan terlebih dahulu Pedoman Wawancara. Pedoman wawancara tersebut berisi pokok-pokok pertanyaan terbuka untuk diajukan kepada para informan penelitian.


B.Teknik Analisis Data
      Sebuah studi dalam Journal of Medical Food (20 Desember 2012) telah pergi lebih jauh, mengukur efek dari madu pada gula darah, kolesterol dan bahkan tubuh kadar lemak.
     Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek metabolik dari 12 minggu konsumsi madu pada pasien yang menderita diabetes. Apa yang terjadi pada kadar gula darah, lemak tubuh dan kolesterol penderita diabetes saat mereka makan madu selama 12 minggu.
     Ini adalah uji coba klinis secara acak Crossover (standar emas uji klinis) dilakukan di Institut Nasional untuk Diabetes dan Endokrinologi di Kairo, Mesir.Dua puluh pasien dari kedua jenis kelamin berusia 4 -18 tahun dengan diabetes tipe 1 berpartisipasi dalam studi. Para peserta diberi madu dalam dosis 0,5 ml / kg berat badan per hari selama 12 minggu. Ini akan sama dengan kurang dari seperempat cangkir madu per hari dalam £ 150 orang.
Selama studi, pengukuran utama yang diambil adalah glukosa serum (gula darah), lipid (lemak darah), dan C-peptida (pasien diabetes baru didiagnosis sering mendapatkan tingkat C-peptida diukur sebagai sarana tipe membedakan diabetes 1 dan tipe 2 diabetes).
     Intervensi menghasilkan beberapa manfaat kesehatan yang sangat menarik. Penurunan yang signifikan dalam kadar lemak tubuh (yang diukur dengan subskapularis kulit ketebalan lipatan), gula darah puasa, kolesterol total, trigliserida serum, dan low-density lipoprotein (kolesterol ‘buruk’) dihasilkan dari 12 minggu konsumsi madu.
     Para penulis melanjutkan dengan mengatakan bahwa uji klinis kecil ini menunjukkan bahwa konsumsi jangka panjang madu mungkin memiliki efek positif pada gangguan metabolik diabetes.
     Dari Analisa data diatas,dapat disimpulkan bahwa madu baik untuk pengobatan penyakit diabetes dan juga sangat baik untuk kesehatan tubuh apabila dikonsumsi dengan teratur dan dengan takaran yang pas.






KRITIK :















SARAN :
























Daftar Pustaka

v  Buku Anatomi Fisiologi untuk Paramedis
v  Buku Nanda Nic-Noc edisi 1 dan 2