BAB I
UKURAN UTAMA KAPAL
Nama Kapal :
MV. R PURNA
Type :
CONTAINER
Length Over All
( LOA ) : 156,67
m
Length Between
Perpendicular (LPP) : 146,7 m
Lebar ( B ) : 23,5
m
Tinggi ( H ) : 12,4 m
Sarat ( T ) : 9,18
m
Coefficient
Block ( Cb ) : 0,70
Kecepatan Dinas
( Vs ) : 18,07 knot
DWT :
13200 ton
BAB II
PERHITUNGAN KONSTRUKSI HALUAN
2.1.
Pengertian
Konstruksi Haluan adalah
komponen-komponen perangkat konstruksi yang terdapat pada bagian kulit kapal
sepanjang dari haluan sampai buritan. Komponen konstruksi ini termasuk plat
konstruksi lambung (pelat sisi, pelat lajur alas, kubu-kubu, pelat lajur
bilga), gading besar (web frame),
gading-gading utama (main frame), dan
senta sisi (side stringer).
2.2.
Konstruksi Haluan
2.2.1. Plat Sisi
Menurut BKI 2013 jarak gading normal antara 0,2 panjang
kapal dari FP sampai sekat ceruk
buritan adalah = 600 mm. Di depan sekat tubrukan dan di belakang sekat ceruk
buritan jarak gading tidak boleh
melebihi 600 mm. Perhitungan gading
utama sesuai dengan ketentuan. (Reff:
BKI Vol. II 2013 Sec. 6 Chap. A. 2)
2.2.1.1. Dibawah Garis
Air
Diambil nilai terbesar dari:
tS1 = 18,3 x
nf x a x + tk (mm)
tS2 = 1,21 x a x + tk (mm)
(Reff: BKI Vol. II 2013 Sec. 6
Chap. C. 1. 2)
PS1 = 86,63 KN/m2
PS2 = 75,93 KN/m2
PS3 = 110,60 KN/m2
= (untuk L ≥ 90)
(untuk
L ≥ 90)
(untuk L ≥ 90)
=
= 209,34
– 106,8 = 128,2 N/mm2
nf = 0,83 (gading memanjang) ; 1,0 (gading melintang)
a = 0,6 (buritan dan haluan ) ; 0,725 (tengah)
k
= 1,0 (faktor bahan)
tk = 1,5 (faktor korosi)
a.
.
Tebal Plat Sisi Untuk Daerah Buritan (0 ≤ X/L ≥0,2)
tS1 = 18,3
x 1 x 0,6 x + 1,5
= 12,11 mm ≈ 13 mm
tS2 = 1,21 x 0,6 x + 1,5
=
8,26 mm ≈ 9,00 mm
Diambil tS = 13,00
b.
Tebal Plat Sisi Untuk Daerah Tengah (0,2 ≤ X/L
≥0,7)
tS1 = 18,3
x 1 x 0,725 x + 1,5
=
12,26
mm ≈ 13,00 mm
tS2 = 1,21 x 0,65 x + 1,5
=
8,35 mm ≈ 9,00 mm
Diambil tS = 13,00
c.
.
Tebal Plat Sisi Untuk Daerah Haluan (0,7 ≤ X/L ≥1,0)
tS1 = 18,3
x 1 x 0,6 x + 1,5
= 13,49 mm ≈ 14,00 mm
tS2 = 1,21 x 0,6 x + 1,5
= 9,14 mm ≈ 10,00 mm
Diambil tS = 14,00
2.2.1.2.
Diatas Garis Air
Plat Sisi (Reff: BKI Vol. II 2013 Sec. 6 Chap. C. 1. 2)
PS1 = 54,25 KN/m2
PS2 = 40,79 KN/m2
PS3 = 84,43 KN/m2
a.
Tebal
Plat Sisi Untuk Daerah Buritan (0 ≤ X/L ≥0,2)
tS1 = 18,3 x 1 x 0,6 x + 1,5
= 9,90
mm ≈ 10,00 mm
tS2 = 1,21 x 0,6 x + 1,5
=
6,85 mm ≈
7,00 mm
Diambil tS = 10,00
b.
Tebal
Plat Sisi Untuk Daerah Tengah (0,2 ≤ X/L ≥0,7)
tS1 = 18,3 x 1,0 x 0,65 x + 1,5
=
9,39 mm ≈ 10,00 mm
tS2 = 1,21 x 0,65 x + 1,5
=
6,52 mm ≈ 7,00
mm
Diambil tS = 10,00
c.
Tebal
Plat Sisi Untuk Daerah Haluan (0,7 ≤ X/L ≥1,0)
tS1 = 18,3 x 1,0 x 0,6 x + 1,5
= 11,98
mm ≈ 13,00 mm
tS2 = 1,21 x 0,6 x + 1,5
= 8,17
mm ≈ 9,00 mm
Diambil tS = 13,00
2.2.2 Plat
Lajur Atas (Sheer Strake)
Lebar plat
lajur atas dihitung
berdasarkan rumus:
(Reff: BKI Vol. II 2013 Sec. 6 Chap. C. 3)
1. Tebal
plat lajur atas (Sheer Strake) untuk
0,4 L Midship tidak boleh kurang dari pelat sisi, kurang dari 12 mm.
2. Tebal
plat lajur atas (Sheer Strake) yang
lebih dari midship sama dengan plat atas kapal dan tidak boleh kurang dari 10
%. Tebal plat lajur alas (Sheer Strake) pada
0,1 L dari AP sama dengan tebal plat sisi. Tebal plat lajur alas (Sheer Strake) 0,5 L dari FP sama dengantebal plat sisi FP.
3. Lebar
tebal plat lajur atas (Sheer Strake)
(Reff:
BKI Vol. II 2013 Sec. 6 Chap. C. 3)
a. b =
800 + 5.L (mm)
= 800 + ( 5 x 102,89)
=
1314,45 mm » 1400 mm
(Reff:
BKI Vol. II 2013 Sec. 6 Chap. B. 5)
b. Tebal pelat lajur
atas di luar midship pada umumnya
tebalnya sama dengan
pada sisi daerah ujung kapal tetapi tidak boleh lebih dari 10% nya.
· Tebal
plat lajur atas pada 0,1 buritan sama dengan tebal plat sisi pada daerah yang
sama = 13,00 mm.
· Tebal
plat lajur atas pada daerah tengah sama dengan tebal plat sisi pada daerah yang
sama = 13,00 mm.
·
Tebal
plat lajur atas pada daerah haluan sama dengan tebal plat sisi pada daerah yang
sama = 14,00 mm.
·
BAB III
KONSTRUKSI DECK
KAPAL
3.1
Pengertian
Konstruksi Deck adalah
komponen-komponen perangkat konstruksi yang terdapat pada bagian geladak kapal
sepanjang dari haluan sampai buritan. Komponen konstruksi ini termasuk pelat
geladak kekuatan, pembujur geladak (Deck
Longitudinal), pelintang geladak (Deck
Transverse), Cender Deck Girder dan Side Deck Girder.BKI 2013 Volume II Section 7.A.7.1
menyatakan bahwa dalam konstruksi geladak dapat dibagi menjadi 3 bagian geladak
yaitu :
-
Geladak Kekuatan,
(geladak bangunan atas yang membentang
sampai 0,4 L tengah kapal dan panjangnya melebihi 0,15 L)
-
Geladak Bawah, dan
-
Geladak Helikopter.
(Zona
lepas landas/pendaratan didasarkan pada tipe helikopter terbesar yang
diharapkan akan memakai geladak helikopter).
3.2 Pelat Geladak Kekuatan
Tebal pelat
geladak kekuatan dihitung
berdasarkan rumus BKI 2013 Volume IISection 7.A.7.1.
TE=
1,21. a . + tk (mm) (Reff:
BKI 2013 VolIISect 7.A.7.1.)
PD1=
32,47 KN/m2 (untuk buritan kapal)
PD2
=29,52 KN/m2 (untuk
tengah kapal)
PD3=
34,78 KN/m2 (untuk
haluan kapal)
a. Tebal
pelat geladak kekuatan untuk daerah buritan kapal
TE1 = 1,21 x 0,6 x +1,5
=5,64mm» 6 mm»
Diambil Tebal Minimum= 8mm
b. Tebal
pelat geladak kekuatan untuk daerah tengah kapal
TE2 = 1,21 x 0,65 x
+1,5
=
5,77 mm» 6mm»
Diambil Tebal Minimum= 8mm
c.
Tebal pelat geladak kekuatan untuk
daerah haluan kapal
TE3 = 1,21 x 0,6 x +1,5
=
5,78 mm» 6 mm»Diambil
Tebal Minimum= 8mm
d.
Tebal minimum pelat geladak kekuatan
adalah :
TE = (5,5 + 0,02 L) Ök
= (5,5 + 0,02 x 102,89) x 1
= 7,56mm
≈ 8 mm
3.3 Balok Geladak (Deck Beam)
Modulus balok geladak dihitung berdasarkan
rumus BKI 2013 Volume II
Section 10.B.1.
W = c . a . PD . l2
. k (cm3) (Reff: BKI 2013 Vol IISect 10.B.1.)
Dimana :
c =
0,75(untuk Beam, Girder dan
Transverse)
a =
Jarak gading yang direncanakan untuk midship = 650 mm
Jarak gading yang
direncanakan untuk buritan dan haluan = 600
mm
PD1 = 25,93 KN/m2 (untuk
buritan kapal)
PD2 = 23,57 KN/m2 (untuk tengah
kapal)
PD3 = 27,76 KN/m2 (untuk
haluan kapal)
l =
Panjang tak ditumpu (Buritan dan Haluan = 2,6
m ; Tengah = 2,6 m)
k =
Faktor material = 1,00
a. Modulus
penampang balok geladak pada kamar mesin, ceruk buritan 0,1 L dari AP tidak
boleh kurang dari :
W = c . a . PD1 . l2 .
k
= 0,75 x 0,60 x
25,93 x (2,89)2 x 1,00
= 105,56 cm3
Profil yang direncanakan L 130 x
75x 8
b. Modulus
penampang balok geladak pada daerah midship:
W
= c . a . PD2 . l2
. k
= 0,75 x 0,65 x 23,57 x (2,89)2
x 1,00
=
95,96cm3
Profil
yang direncanakan L 100 x 65x 11
c. Modulus
penampang balok geladak pada daerah 0,1 L dari FP
W = c . a . PD3 . l2 .
k
= 0,75 x 0,60 x 39,91 x (2,89)2
x 1,00
=
113,04 cm3
Profil yang direncanakan L 130 x
65x 10
BAB IV
BULKHEAD DAN BURITAN
4.1 Pengertian
Sekat melintang adalah bidang konstruksi
yang membagi badan kapal pada arah melintang.
Dinding-dinding sekat membagi badan kapal dalam ruangan yang kedap air.
Sekat-sekat ini dibuat sampai geladak penuh yang teratas atau kedua
dari atas yang kontinu, jumlah dinding sekat melintang tergantung dari:
1. Panjang kapal (LPP)
2. Letak kamar mesin (ditengah atau di belakang)
3. Panjang maksimum dari ruang palkah
4. Factor syarat-syarat kebocoran kapal (floodable length).
Sekat kedap air dipasang pada gading
dan berdiri pada wrang-wrang penuh atau wrang tertutup pada Doubble Bottom tempat tersebut yang dipasang dari Doubble Bottom(alas ganda) sampai
kebalok geladak deck, kecuali sekat pelanggaran dan sekat kedap air belakang.
4.2. Sekat Kedap Air Kapal
Sebuah
kapal harus mempunyai sekat tubrukan pada haluan, sekat
buritan, sekat ruang mesin dan sekat antar
ruang muat.
a. Sekat
tubrukan
·
Tebal pelat sekat kedap air tubrukandihitungberdasarkan rumus BKI
2013 Volume II Section 11.B.2.1.
ts =
Cp . a . ÖP + tk (mm)
Dimana: (Reff : BKI 2013 Volume II Section. 11 B
2.1)
Cp = 1,1Öf (Koefesien Cpsesuai Tabel 11.2)
f =
235/ Re H
= 235/315 N/mm2= 0,74N/mm2
Cp = 1,1 x Ö 0,74 = 0,94
(Reff : BKI 2013 Volume II Section. 11 B
1.3)
a = 0,72 (Frame Spacing)
P = 9,81 x h’
Dimana :
h’ = 1/2 (H
- hdb)
= 1/2 (10,36 – 1,4)
= 4,48 m
P = 9,81 x 4,48
=43,95 KN/m2
tk =
1,5 (Corosion Factor)
Maka :
ts =
0,94 x 0,72 x Ö43,95 + 1,5 (mm)
= 5,98
mm ® diambil 6 mm
t min = 6,0 x √f
= 6,0 x
√0,74
=
5,16 mm® 6 mm
a.
Sekat lainnya
·
Tebal pelat sekat lainnya
ts = Cp . a . ÖP + tk (mm)
(Reff
: BKI 2013 Volume II Section. 11 B 2.1)
Dimana:
Cp = 0,9 x Öf (Koefesien
Cpsesuai Tabel 11.2)
Cp =
0,9 x Ö0,74
= 0,77
(Reff : BKI 2013 Volume II Section.
11 B 1.3)
a =
0,72 (Frame spacing)
P =
43,95 KN/m2
tk =
1,5 (Corosion Factor)
Maka :
ts = 0,77 x 0,72 x
Ö43,95 + 1,5
(mm)
= 5,17 mm ®
diambil 6 mm
t
min = 6,0 x √f
= 6,0 x √0,74
= 5,16mm®6mm
4.3. Stiffener
pada Sekat Kedap Air Kapal
a. Modulus penampang
penegar sekat kedap air antara ruang muat dan ruangmesin dan sekat yang lainnya
tidak boleh kurang dari:
W = Cs . a . l2 . P (cm3)
Dimana : (Reff : BKI 2013 Volume II
Section 11.B.3.1)
Cs = 0,265 . f
= 0,265 x 0,74 = 0,196
a = 0,720
l = panjang tak ditumpu = 1,85 m
P = 43,95 KN/m2
Maka :
W =
0,196 x 0,72 x (1,85)2 x 43,95
=
21,23cm3
Profil
yang direncanakan L 60 x 40 x 7
b. Modulus
penampang penegar sekat kedap air tubrukan dihitung berdasarkan rumus BKI
2013 Volume II Section 11.B.3.1.
W =
Cs . a . l2 . P (cm3)
Dimana : (Reff : BKI 2013 Volume II
Section 11.B.3.1)
Cs = 0,33 . f
= 0,33 x 0,74 = 0,24
a = 0,72
l = panjang tak ditumpu
= 1,85 m
P = 43,95 KN/m2
Maka :
W =
0,24 x 0,72 x (1,85)2 x 43,95
= 25,99 cm3
Profil
yang direncanakan L 75 x 55 x 5
4.4. Web
Stiffenerpada Sekat Kedap Air Kapal
a. Modulus web
stiffenersekat antara
ruang muat dan ruang mesin dan sekat yang lainnya tidak boleh
kurang dari:
W = Cs . a . l2
. p.
k (cm3)
(Reff : BKI 2013 Volume II
Section 11.B.3.1)
Dimana :
Cs=
0,265 . f (Koefesien
Cssesuai Tabel 11.2)
= 0,265 x 0,74 = 0,196
(Reff
: BKI 2013 Volume II Section. 11 B 1.3)
a = lebar
pembebanan = 2,88 m P= 43,95KN/m2
l = panjang
tak ditumpu = 1,85 m k= 1,0(faktor
bahan)
jadi;
Wperhitungan
= 0,196 . 2,88
. (1.85)²
. 43.95.
1
= 84,91
cm3
Jadi profil yang digunakan T 140 x 14 (tabel annex)
Koreksi modulus :
Lb = (40-50) t = 50 x t
=
(50 x 6) = 300 mm
F = Lb x t (cm)
= 30 x 0,6 = 18 cm2
fs =
panjang profil x tebal profil (cm)
= 14 x 1,4 = 16,8
cm2
; fs / F = 1,09
Wprhit = 10% Whit
+ Whit
=
93,4cm3
w = W / F.h
=
93,4 (18x 14)
=
0,37 ;
f / F=0,1 (dari grafik annex)
f =
(f/F) x F
=
0,1 x 18=1,8
Fperhitungan=
f / tebal profil (cm)
=
1,8 / 1,4
=
1,29 cm = 12,9 mm
Jadi : W (perencanaan) > W
(perhitungan)
Wperencanaan = w. F. h
= 0,37 . 18 . 14
= 93,4
cm3 (memenuhi)
Profil yang direncanakan T 140 x
14 FP
12,9 x
14
b. Modulus web
stiffener sekat kedap air tubrukan tidak boleh kurang dari :
W = Cs . a . l2
. p
. k (cm3)
Dimana : (Reff : BKI 2013 Volume II
Section. 11.B.3.1)
Cs = 0,33 . f (Koefesien Cssesuai
Tabel 11.2)
=
0,33 . 0,74 = 0,24
a =
lebar pembebanan = 2,88 m P = 43,95 KN/m2
l = panjang
tak ditumpu = 1,85 m k = 1,0(faktor bahan)
Wperhitungan = 0,24 . 2,88
. (1,85)² . 43,95.
1
= 103,97 cm3
Jadi profil yang digunakan T 160 x 13 (tabel annex)
Koreksi modulus :
Lb = (40-50) t = 50 x t
=
(50 x 6) = 300 mm
F = Lb x t (cm)
= 30 x 0,6 = 18 cm2
fs =
panjang profil x tebal profil (cm)
= 16 x 1,3 = 20,8 cm2
; fs / F = 1,16
Wprhit = 10% Whit
+ Whit
= 114,37 cm3
w = W / F.h
=
114,37
/ (18 x 16)
=
0,4 ;
f / F=0,09 (dari grafik annex)
f =
(f/F) x F
=
0,09 x 18=1,62
Fperhitungan=
f / tebal profil (cm)
=
1,62 / 1,3
=
1,62 cm = 16,2 mm
Jadi : W (perencanaan) > W
(perhitungan)
Wperencanaan = w. F. h
= 0,4 .
18 . 16
= 114,37
cm3 (memenuhi)
Profil yang direncanakan T 160 x
13
FP 16,2 x
13
4.5. Transverse
Stringer (Senta Lintang)pada Sekat Kedap Air Kapal
Modulus Transverse Stringersekat tidak boleh kurang dari :
W= Cs . a .
l2 . p . k (cm3)
(Reff : BKI 2013 Volume II Section
11.B.3.1)
Dimana :
a
= lebar pembebanan =
1,85 m P= 43,95 KN/m2
l= panjang tak ditumpu =
2,88 m k
= 1,0
(Faktor bahan)
a.
Modulus Transverse Stringerantara
ruang muat, ruang mesin dan sekat yanglainnyatidak
boleh kurang dari :
W= Cs . a . l2 . p
. k (cm3)
(Reff : BKI 2013 Volume II Section
11.B.3.1)
Dimana :
Cs= 0,265 . f (Koefesien
Cssesuai Tabel 11.2)
=
0,265 x 0,74 = 0,196
jadi;
Wperhitungan
= 0,196 . 1,85.
(2,88)² . 43,95.
1
= 132,18
cm3
Jadi profil yang digunakan T 180 x 14 (dari tabel
annex)
Koreksi modulus :
Lb = (40-50) t =
50 x t
= (50 x 6) = 300mm
F = Lb x t (cm)
=
30 x 0,6 = 18 cm2
fs = panjang profil x tebal profil (cm)
= 18 x 14 = 25,2 cm2
; fs / F = 1,4
Wprhit=
10% Whit
+ Whit
= 145,4 cm3
w = W / F.h
= 145,4
/ (18 x 18)
= 0,45
;
f / F=0,08 (dari grafik annex)
f = (f/F) x F
= 0,08 x18=
1,44
Fperhitungan=
f / tebal profil (cm)
= 1,44 / 1,4
= 1,03 cm = 10,3 mm
Jadi : W
(perencanaan)
> W (perhitungan)
Wperencanaan = w. F. h
= 0,45 . 18 . 18
= 145,4
cm3 (memenuhi)
b.
Modulus Transverse Stringer
sekat kedap air tubrukan tidak boleh kurang dari :
W= Cs . a . l2 . p . k (cm3)
(Reff : BKI 2013 Volume II Section
11.B.3.1)
Cs = 0,33 . f (Koefesien
Cssesuai Tabel 11.2)
=
0,33 . 0,74 = 0,24
Wperhitungan
= 0,24. 1,85.
(2,88)² . 43,95.
1
= 161,86
cm3
Jadi profil yang digunakan T 180 x 16 (dari tabel annex)
Koreksi modulus :
Lb = (40-50) t =
50 x t
= (50 x 6) = 300
mm
F = Lb x t (cm)
=
30 x 0,6 = 18 cm2
fs = panjang profil x tebal profil (cm)
= 18 x 1,6 = 28,8cm2
; fs / F = 1,6
Wprhit=
10% Whit
+ Whit
= 178,04 cm3
w = W / F.h
= 178,04
/ (18 x 18)
= 0,55 ;
f / F=0,15 (dari grafik annex)
f = (f/F) x F
= 0,15 x 18 =
2,7
Fperhitungan=
f / tebal profil (cm)
= 2,7/ 1,6
= 1,69
cm
= 16,9 mm
Jadi : W
(perencanaan)
> W (perhitungan)
Wperencanaan = w.
F. h
= 0,55 . 18 . 18
= 178,04 cm3 (memenuhi)
Profil yang direncanakan T 180 x
16
FP 16,9 x
16