Sabtu, 01 April 2017

Mesin Penggerak Kapal

MAKALAH MESIN PENGGERAK KAPAL

KETEL UAP,MESIN UAP,TURBIN UAP
PELETAKAN KAMAR MESIN























Disusun Oleh :

Rinovia Dika Anggoro                        21090115140131




PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017



KATA PENGANTAR
 
   Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya panjatkan  puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas  makalah mata kuliah Mesin Penggerak Kapal ini tentang Ketel Uap,Mesin Uap,Turbin Uap dan Peletakan Kamar Mesin pada kapal dapat selesai tepat pada waktunya. 



    Makalah ini telah saya  susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya  menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.


    Terlepas dari semua itu, Saya  menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.


    Akhir kata kami berharap semoga makalah mata kuliah Mesin Penggerak Kapal ini tentang Ketel Uap,Mesin Uap,Turbin Uap dan Peletakan Kamar Mesin ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


    


                                                                                      
Semarang,22 Maret 2017



   Rinovia Dika Anggoro



DAFTAR ISI
 
 
COVER .................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
 
 
BAB I
KETEL UAP
I.1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1 
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
I.3 Tujuan Masalah........................................................................................................ 1
I.2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ketel Uap .............................................................................................. 2
2.2 Komponen Ketel Uap ............................................................................................. 2
2.3 Prinsip Ketel Uap ................................................................................................... 4
2.4 Jenis Ketel Uap ....................................................................................................... 6
I.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11
 
 
BAB II
MESIN UAP
II.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 15
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 15
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 15
II.2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mesin Uap .......................................................................................... 16
2.2 Jenis-jenis Mesin Uap ........................................................................................... 16
2.3 Komponen Mesin Uap .......................................................................................... 19
II.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 21
 
 
BAB III
TURBIN UAP
III.1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .................................................................................................... 22
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................... 22
1.3  Tujuan .................................................................................................................. 22
III.2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Turbin Uap ......................................................................................... 23
2.2 Bagian & Komponen Turbin Uap ........................................................................ 23
2.3 Penggunaan Turbin Uap ....................................................................................... 27
2.4 Prinsip Kerja Turbin Uap ..................................................................................... 28
III.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 30


BAB IV
PELETAKAN KAMAR MESIN
IV.1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .................................................................................................... 31
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................... 31
1.3  Tujuan .................................................................................................................. 31
IV.2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kamar Mesin ...................................................................................... 32
2.2 Pokok Bahasan ..................................................................................................... 32
IV.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 40


KRITIK & SARAN ............................................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ vi
 



BAB I
KETEL UAP

I.1PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ketel uap ( Boiler) Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap,dimana terdiri dari dua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yangmenghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper,sebuah alat yang mengubah air menjadi uap.Uap atau fluida panas kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi pemanasan. Ketel atau pembangkit uap adalah salah satudari sekian banyak peralatan dalam siklus energi thermal yang bertujuan untukmerubah air menjadi uapyang berguna.Uap yang dihasilkan tersebut kemudian dapat membangkitkan tenagamekanik atau mensuplai panas bagi keperluan industri ( manufacturing proses)Bentuk dari ketel uap secara garis besar merupakan suatu bejana tertutup, dimanakalor dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air melalui ruang bakar dan bidang-bidang pemanas.Energi dalam (intenal energi) dari air akan meningkat seiring denganmeningkatnya temperature dan tekanan. Dimana pada suatu tingkat keadaantertentu air akan berobah menjadi uap (menguap) Sumber kalor untuk ketel dapat berupa bahan baker dalam bentuk padat, cair atau gas.Bahkan dewasa ini sumberkalor dengan menggunakan energi listrik atau nuklir banay dikembangkan.Cara kerja ketel uap Air umpan ketel dari tangki dipompakan ke economizeruntuk dipanaskan awal sebelum masuk ketel uap Dari economiser air yang sudahhangat dialirkan ke ketel, selanjutnya dipanaskan sampai menghasilkan uap jenuh(saturated steam) Uap jenuh dari ketel dipanaskan lanjut di pemanas lanjut(superheater) dan menghasilkan uap panas lanjut (superheated steam) yang siapuntuk digunakan, seperti menggerakkan turbin uap (steam turbine), untukkeperluan pemrosesan (merebus, memanaskan, dll.) Steam generation juga dilengkapi dengan peralatanperalatan keselamatan, seperti : pengukur level air diketel, Pengukur tekanan di ketel dll.


1.2.Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan ketel uap?
·         Apa saja komponen dari ketel uap?
·         Bagaimana prinsip kerja ketel uap?
·         Apa saja jenis-jenis ketel uap?


1.3.Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ketel uap?
·         Untuk mengetahui komponen-komponen dari ketel uap?
·         Untuk mengetahui perinsip kerja ketel uap?
·         Untuk mengetahui jenis-jenis ketel uap?
I.2 PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Ketel Uap
Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air heater). Pipa-pipa penguapan (evapurator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat kalor langsung dari proses pembakaran bahan bakar,sedangkan pemanas air (economiser) dan pemanas udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer.Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri daridua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, sebuah alatyang mengubah air menjadi uap. Uap atau fluida panas kemudian disirkulasikandari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi pemanasan.Uap yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk:
a.mesin pembakaran luar seperti: mesin uap dan turbin
b.suplai tekanan rendah bagi kerja proses di industri seperti industri pemintalan, pabrik gula dan sebagainya.
c.menghasilkan air panas, dimana bisa digunakan untuk instalasi pemanas bertekanan rendah.

2.2 Komponen Ketel Uap
Komponen sistem ketel uap terdiri dari komponen utama dan komponen bantu yang masing-masing memiliki fungsi untuk menyokong prinsip kerja keteluap










Keterangan:
1.Dearator.
2.Bagasse distribution conveyor
3.Dapur (furnace)
4.Superheated steam valve
5.Air heather
6.Induced Draft Fan (I.D.F)
7.Cerobong asap (chimney)
8.Secondary fanKomponen utama ketel uap terdiri dari :
a.Ruang Pembakaran (Furnace)
  Furnace adalah dapur sebagai penerima panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire gate di bagian bawah sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel yang menempel pada dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas dari bahan bakar secara radiasi, konduksi, dan konveksi.

b.Drum Air dan Drum Uap 
 Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari tangkikondensat yang dipanaskan dalam daerator, disamping itu berfungsisebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran dalam air yang dikeluarkan melalui proses blowdown Drum uap terletak pada bagian atas yang berisiuap yang kemudian disalurkan ke steam header.

c.Pemanas Lanjut (Super Heater) 
Super heater adalah bagian-bagian ketel yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated steam (±250°C) menjadi super heated steam (±360°C).

d.Air Heater 
Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar.

e.Dust Collector 
   Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu padasepanjang aliran gas pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.

f.Soot blower 
 Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelagaatau abu yang menempel pada pipa-pipa.


Ø  Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap antara lain.
a.    Air pengisi ketel (boiler feed water)
     Air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber yaitu: air condensate,didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah digunakansebagai pemanas pada evaporator,juice heater dan vacuum pan Aircondensate ini ditampung dan kemudian dialirkan ke station boiler sebagai air umpan pengisi ketel dengan persyaratan Ph: 8,5, Iron (ppm) : 0,002,Oxygen (ppm) : 0,02.

 b.Dearator
 Merupakan pemanas air sebelum dipompa kedalam ketel sebagaiair pengisian. Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1kg/cm2 dengan suhu ± 150°C, sehingga didapatkan air pengisian ketelyang bersuhu antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalahmenghilangkan oksigen (O2) dan untuk menghindari terjadinya karat padadinding ketel.

c.High pressure feed water pump 
 Berfungsi untuk melayani kebutuhan air pengisi ketel yangdijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel yang maksimum, sehinggaketel uap akan dapat bekerja dengan aman. Kapasitas pompa harus lebihtinggi dari kapasitas ketel, minimum 1,25 kali, tekanan pompa juga haruslebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat mensupply air kedalamketel.

d.Secondary Fan 
 Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat penghembus pembakaran bahan bakar yang kedua sebagai pembantuF.D.F. untuk mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna lagi.

e.Induced Draft Fan 
 (I.D.F) Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa pembakaran bahan bakar, yang keluar dari ketel.

f.Force Draft Fan 
 (F.D.F) Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghembus bahan bakar.

g.Cerobong asap
(Chimney) Berfungsi untuk membuang udara sisa pembakaran. Diametercerobong berkisar berukuran 3 m dan tinggi cerobong 40 m, ini berbedasetiap industri.

h.Ash Conveyor 
 Merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa pembakaran bahan bakar, baik yang dari rangka bakar (fire grate) ataupun juga dari alat-alat pengumpul abu (dust collector), untuk dibuang danditeruskan ke kolam penampungan dan ini biasanya digunakan sebagaikompos diperkebunan tebu.

2.3. Prinsip Ketel Uap
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsiuntuk mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadidengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa denganmemanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakarandilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.Uap yang dihasilkan boiler adalah uap super heat dengan tekanan dantemperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yangdiberikan.Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.















Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara padakenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.

2.3.1   Siklus Air di Boiler
 Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja.Boiler mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan keturbin. Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisidengan melalui economiser dan ditampung didalam steam drum.
.














Economiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelummasuk ke drum. Di dalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluardari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.

   Peralatan yang dilalui dalam siklus air adalah drum boiler, down comer,header bawah (bottom header), dan riser.Siklus air di steam drum adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header ).Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser ) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasandan naik ke drum  kembali akibat perbedaan temperatur.

   Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boilerterjadi secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperaturnaik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turunmelalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa- pipa riser.Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginanterhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas.Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikantekanan serta temperaturnya.

Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced circulation).Untuk sirkulasi jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi (circulation pump).Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7, artinya jumlahair yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa keuntungan darisistem sirkulasi paksa antara lain :
a.Waktu start (pemanasan) lebih cepat.
b.Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air ke pipa-pipa pemanas pada saat start maupun beban penuh.
c.Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan.


2.4. Jenis-jenis Ketel Uap 
  Klasifikasi ketel uap ada beberapa macam, untuk memilih ketel uap harusmengetahui klasifikasinya terlebih dahulu, sehingga dapat memilih dengan benardan sesuai dengan kegunaannya di industri. Karena jika salah dalam pemilihanketel uap akan menyababkan penggunaan tidak akan maksimal dan dapatmenyebabkan masalah dikemudian harinya.Klasifikasi ketel uap :
•Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
•Berdasarkan pemakaiannya
•Berdasarkan letak dapur (furnace posisition )
•Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube )
•Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
•Berdasarkan bentuk dan letak pipa
•Berdasarkan peredaran air ketel ( water circulation )
•Berdasarkan tekanan kerjanya
•Berdasarkan kapasitasnya
•Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source )


a.Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
1) Ketel Pipa api ( Fire tube boiler )
Pada ketel pipa api, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan ketel adadi dalam shell untuk dirubah menjadi steam. Ketel pipa api dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bkar padat dalam operasinya.

 2)Ketel pipa air ( water tube boiler )Pada ketel pipa air, air diumpankan boiler melalui pipa-pipa masukkedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran membentuksteam pad daerah uapdalam drum. Ketel ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus ketel untuk pembangkit tenaga.untuk ketel pipa air yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancangsecara paket. Karakteristik ketel pipa air sebagai berikut:
·         Fored, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkanefisiensi pembakaran.
·         Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
·         Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.


Gambar Ketel Pipa Air Gambar Ketel Pipa Api


b.Berdasarkan pemakaiannya
1) Ketel stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap.
     Ketel uap stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan pada suatu pondasiyang tetap, seperti ketel untuk pembangkitan tenaga, untuk industri dll.

2) Ketel mobil ( mobile boiler ), ketel pndah / portable boiler 
 Ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah- pindah (mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile dan ketel panjang serta lainyan sepertinya termasuk ketel kapal ( marine boiler ).

c.Berdasarkan letak dapur (furnace posisition )
1) Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler )Dalam ketel uap  ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalamketel . kebanyakan ketel pipa api memakai system ini.

2) Ketel dengan pembakaran di luar ( outernally fired steam boiler )Dalam ketel uap ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalamketel . kebanyakan ketel pipa air memakai system iniGambar ketel dengan pembakaran didalamGambar ketel dengan pembakaran diluar.

d.Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube)
1) Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler )
Pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong apimaupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan simplevertikal boiler adalah single water tube boiler.

2) Multi fire tube boilerMulti fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boilermisalnya ketel B dan W dllGambar ketel dengan lorong tunggalGambar multi fire tube boiler














e.Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
1) Ketel tegak ( vertikal steam boiler )
 seperti ketel cocharn, ketel clarkson dll

2) Ketel mendatar ( horizontal steam boiler )
seperti ketel cornish, lancashire, scotch dll












f.Berdasarkan bentuk dan letak pipa
1) Ketel dengan pipa lurus, bengok dan berllekak-lekuk ( stright, bentand sinous tubeler heating surface ).

2) Ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak ( horizontal,inclined or vertical tubeler heating surface )



















g.Berdasarkan peredaran air ketel ( water circulation )
1) Ketel dengan peredaran alam ( natural circulation steam boiler )
 Pada natural circulation boiler, peredaran air dalam ketel terjadi secaraalami yaitu air yang ringan naik, sedangkan terjadilah aliran aliran conveksi alami.Umumnya ketel beroperasi secara aliran alami, seperti ketel lancashire, babcock& wilcox.
2) Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler)Pada ketel dengan aliran paksa, aliran peksa diperoleh dari sebuah pompacentrifugal yang digerakkan dengan elektric motor misalnya la-mont boiler, benson boiler, loeffer boiler dan velcan boiler.

















h.Bedasarkan tekanan kerjanya
1)Tekanan kerja rendah: ≤5 atm
 2)Tekanan kerja sedang : 5-40 atm
3)Tekanan kerja tinggi : 40-80 atm
4)Tekanan kerja sangat tinggi : >80 atm

i.Berdasarkan Kapasitasnya
1)kapasitas rendah: ≤2500 kg/jam
2)kapasitas sedang : 2500-50000 kg/jam
3)kapasitas tinggi : >50000 kg/jam.

j.Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source )
1)ketel uap dengan bahan bakar alami.
2)ketel uap dengan bahan bakar buatan.
3)ketel uap dengan dapur listrik.
4)ketel uap dengan energi nuklir.
Ø  Keuntungan dan kerugian ketel pipa api:
·      Keuntungan :
1.Menghasilkan uap dengan tekanan lebih tinggi daripada ketel pipa api
2.Untuk daya yang sama menempati ruang yang lebih kecil daripada ketel pipaapi
3.Laju aliran uap lebih rendah
4.Komponen – komponen yang berbeda bisa diurai sehingga mudah untukdipindahkan
5.Permukaan pemanasan lebih efektif karena gas panas mengalir keatas padaarah tegak lurus
6.Pecah pada pipa tidak meniimbulkan kerusakan ke seluruh ketel.

·      Kerugian :
1.Air umpan mensyaratkan mempunyai kemurnian tinggi untuk mencegahendapan kerak di dalam pipa. Jika terbentuk kerak di dalam pipa bisamenimbulkan panas yang berlebihan dan pecah
2.Membutuhkan perhatian yang lebih hati – hati bagi penguapannya. Karenaitu akan menimbulkan biaya operasi yang lebih tinggi
3.Pembersihan pipa air tidak mudah dilakukan


Ø  Keuntungan dan kerugian ketel pipa air.
·      Keuntungan :
1.Konstruksi ketel sederhana
2.Biaya awal murah
3.Baik untuk kapasitas uap yang besar
4.Tidak bermasalah terhadap fluktuasi beban karena kapasitas uap cukup besar dan jumlah air di dalam tangki banyak
5.Tidak memerlukan air pengisi yang begitu bersih

·      Kerugian :
1.Membutuhkan waktu start yang cukup lama untuk mendapat kualitas uapyang diinginkan
2.Hanya dapat dipakai efisien untuk keperluan dengan kapasitas dan tekanan uap yang rendah

Ø  Panas Laten.
    Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud ) benda, tetapi temperaturnya tetap. Panas laten penguapan ( latentheat of vaporization ) adalah jumlah panas yang harus ditambahkankepada zat ( cair ) pada titik didihnya sampai wujudnya berubah menjadiuap seluruhnya pada suhu yang sama.Panas laten pengembunan ( latentheat of condensation ) adalah jumlah panas yang harusdibuang/dikeluarkan oleh zat ( gas / uap ) pada titik embunnya, untukmengubah wujud zat dari gas menjadi cair pada suhu yang sama. Panaslaten pencairan / peleburan ( latent heat of fusion ) adalah jumlah panasyang harus ditambahkan kepada zat ( padat ) pada titik leburnya sampaiwujudnya berubah menjadi cair semuanya pada suhu yang sama.Panaslaten pembekuan ( latent heat of solidification ) adalah jumlah panas yangharus dibuang / dikeluarkan oleh zat (cair ) pada titik bekunya untukmengubah wujudnya dari cair menjadi padat pada suhu yang sama.

Ø  Panas laten ( panas perubahan fase dengan suhu tetap) di bagi 4 :
a. Panas peleburan ( dari fase padat menjadi cair). 
b. Panas sublimasi ( dari fase padat menjadi gas ).
c. Panas kondensasi ( dari fase gas menjadi cair ).
d. Panas penguapan (dari fase cair menjadi gas).

Ø  .Efisiensi
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yangdigunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
a.Metode langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (airdan steam)dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
b.Metode tidak langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangandan energi yang masuk.

Ø  .Jenis uapBerdasarkan proses pembentukan uap
1.Uap air.
    Uap yang terbentuk diatas permukaan air sebagai akibat dari penurunan tekanan di atas permukaan air sampai tekanan penguapan yangsesuai dengan temperatur permukaan air tersebut pada titik didih dan padatekanan di bawah tekanan atmosfer bumi. Penurunan tekanandisebabkankarena adanya tekanan uap jenuh yang sesuai dengantemperatur permukaan air maka akan terjadi penguapan.

2.Uap panas.
    Uap yang terbentuk akibatmendidihnya air, aliran air menddidih bilatekanan dan temperatur udara pada kondisi didih.Berdasarkan keadaannya :
-.Uap jenuh.
    Uap yang tidak mengandung bagian – bagian air yang lepas dimana pada tekanan tertentu belaku suhu tertentu.



-.Uap kering
    Uap yang di dapat dengan pemanasan lanjut dari uap jenuh, dimana pada tekanan terbentuk dan dapat diperoleh beberapa jenis uap keringdengan suhu berlainan.

-.Uap basah.
    Uap jenuh yang bercampur denganbagian – bagian air yang halusyang temperaturnya sama.






I.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air heater). Pipa-pipa penguapan (evapurator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat kalor langsung dari proses pembakaran bahan bakar,sedangkan pemanas air (economiser) dan pemanas udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer.Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri daridua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, sebuah alatyang mengubah air menjadi uap. Uap atau fluida panas kemudian disirkulasikandari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi pemanasan.


BAB II
MESIN UAP

II.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
   Pada tahun 1769 Seorang ilmuwan, insinyur mesin dan penemu berasal dari Skotlandia bernama James Watt menemukan sebuah mesin uap yang dikenal dengan The Watt Type Single Actuating Engine (mesin uap torak tunggal tipe Watt). Hal tersebutlah yang menjadi dasar dalam penentuan standar satuan yaitu menurut Krisnayana (2013) 1 Watt besarnya setara dengan 1/746 HP.
   Uap air yang digunakan di mesin uap torak berasal dari pendidihan yang dilakukan di ketel uap atau boiler yang mendapatkan panas dari pemanas air. Menurut Martiningsih (2014) “ketel uap merupakan pesawat yang menghasilkan uap, uap yang dihasilkan bertekanan dan bertemperatur tinggi”.
   Menurut S1 PTM (A1) 2011 (2014) “mesin uap (Steam Engines) masuk dalam kategori pesawat kalor, yaitu peralatan yang digunakan untuk merubah tenaga thermis dari bahan bakar menjadi tenaga mekanis melalui proses pembakaran”. Sehingga dari beberapa fakta di atas bisa dikatakan mesin uap Torak adalah pesawat kalor yang berfungsi mengubah energi thermis atau panas menjadi energi mekanik atau gerak menggunakan sebuah torak atau piston yang ada di dalam silinder mesin, bahan bakar yang digunakan dalam mesin uap torak adalah uap air yang di didihkan atau diuapkan dalam sebuah pesawat kalor yang disebut ketel uap yang letaknya berada di luar mesin uap torak.
   Dari pengertian diatas cara kerja atau mekanismen kerja dari mesin uap torak tersebut adalah air dalam ketel uap dipanaskan sampai titik didihnya hinggan menjadi sebuah uap yang memiliki tekanan yang tetap, kemudian uap yang memiliki temperatur yang tetap tadi dipompa atau dialirkan menuju kedalam silinder melalui katup masuk. Didalam silinder uap akan memuai mendekati proses adiabatik yang menyebabkan gaya dorongan pada piston. Apabila tekanan dan temperatur tadi telah menurun maka secara langsung uap air tadi masuk kedalam katup pembuangan dan dari katup pembuangan uap air masuk kedalam kondensor atau pengembun. Di dalam pengembuan uap air tadi akan menjadi air kembali dan akan dipompa kembali menuju ketel untuk diuapkan lagi menjadi uap air yang berguna untuk menggerakkan piston atau torak yang ada di mesin.
  
1.2 Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan mesin uap?
·         Apa saja jenis dari mesin uap?
·         Apa saja komponen dari mesin uap?
1.3.Tujuan Penulisan
·           Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mesin uap?
·           Untuk mengetahui jenis-jenis dari mesin uap?
·           Untuk mengetahui komponen-komponen mesin uap?
II.2 PEMBAHASAN
    2.1 Pengertian Mesin Uap
Mesin uap torak masuk ke dalam jenis mesin ECE, dimana pembakaran bahan bakar (di sini adalah air) dilakukan di luar mesin itu sendiri, fungsi mesin uap torak hanya mengkonversi energi thermis dari uap air yang di didihkan di sebuah boiler atau alat pendidih air menjadi energi gerak oleh piston yang ada di dalam silinder. Dari energi gerak tersebut selanjutnya di rubah kembali ke energi putar oleh crankshaft yang terhubung langsung dengan piston.


Gambar Mesin Uap Torak


Ada banyak sekali mesin-mesin uap torak setelah terjadinya peristiwa bersejarah di dunia yaitu Revolusi Industri besar-besaran. Macam-macam mesin uap sendiri pun berbeda-beda jenisnya bergantung pada pemanfaatannya dalam memudahkan pekerjaan manusia. Berikut beberapa jenis mesin uap torak yang terdapat di dunia.

1.  Mesin Uap Torak Tekanan Penuh (Full Pressure)
Prinsip kerja mesin ini pemasukan dan pembuangan uap air terjadi pada satu gerakan piston. Maka dari itu mesin jenis ini jarang dipakai karena kurang begitu menguntungkan.

Gambar Mesin Uap Torak Full Pressure

2. Mesin Uap Torak Ekspansi
Menurut Lahey (1975) “Mesin-mesin ini kebanyakan dipakai, sebab lebih menguntungkan daripada mesin tekanan penuh”. Hal ini dikarenakan pada mesin ini pemasukan uap dilakukan pada sebagian gerak torak saja.

Gambar Mesin Uap Torak Ekspansi

3. Mesin Uap Torak Tegak (Vertikal)
Dikatakan mesin uap torak tegak atau vertikal karena pada dasarnya mesin ini memiliki torak yang berposisi tegak atau vertikal. Pengaplikasian mesin ini biasanya banyak pada kapal uap yang digerakkan dengan baling-baling, selain itu ruang yang dibutuhkan untuk mesin jenis ini juga tergolong lebih sedikit dibandingkan dengan mesin jenis lainnya.

Gambar Mesin Uap Torak Tegak (Vertikal)

4. Mesin Uap Torak Datar (Horizontal)
Sesuai dengan namanya mesin ini mempunyai posisi torak horizontal atau mendatar, dalam penempatannya mesin ini membutuhkan ruang yang cukup luas. Selain itu akibat dari posisinya yang mendatar maka keausan yang paling banyak terjadi pada bagian bawah piston atau dinding dalam silinder mesin. Kebanyakan di dunia mesin jenis ini dipakai di darat.

Gambar Mesin Uap Torak Datar (Horizontal)

5. Mesin Uap Torak Tetap
Mesin uap torak tetap adalah mesin uap yang bekerja diam pada satu tempat saja, atau bisa dikatakan mesin uap torak tetap merupakan alat pembantu pekerjaan manusia untuk satu pekerjaan di tempat dimana mesin tersebut ditempatkan, contoh : mesin pompa dan mesin penggiling tebu.

Gambar Mesin Uap Torak Tetap




6. Mesin Uap Torak Berpindah (Bergerak)
Sesuai dengan namanya mesin ini bergerak atau berpindah. Tidak tetap pada satu tempat saja. Bisa dikatakan mesin uap torak ini di gunakan untuk sarana transportasi kendaraan untuk berpindah-pindah tempat seperti contoh : Kereta api, Mobil atau Kapal Uap.

   Pada mesin uap torak ada bermacam-macam komponen yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing secara mekanisme mesin uap torak. Beberapa komponen dalam mesin uap torak adalah Saluran masuk, saluran buang , katup (Valve), Poros Katup (Valve Rod), Silinder, Piston (Torak), poros piston (Piston Rod), Crosshead Bearing, dan Engkol (Shaft). Berikut penjelasan dari masing-masing komponen mesin uap torak :
1.  Saluran masuk
Saluran masuk berfungsi untuk memasukkan uap air hasil dari pembakaran atau penguapan ketel uap yang akan digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi penggerak piston yang ada di dalam silinder.

2. Saluran buang
Setelah selesai dipergunakan sebagai penggerak dari pada piston, uap bekas yang ada di dalam silinder tadi dikeluarkan untuk dimanfaatkan kembali pada ketel uap. Pengeluaran uap bekas atau uap sisa tadi melalui saluran buang yang biasanya terletak berdekatan dengan saluran masuk.

3. Piston (Torak)
Piston atau torak adalah komponen yang berfungsi mengubah energi thermis dari uap menjadi energi gerak atau mekanik. Pada mesin uap atau mesin bakar piston merupakan komponen utama dan sekaligus komponen vital dalam sebuah mesin.

4. Poros Piston (Piston Rod)
Komponen yang bertugas meneruskan gerak maju mundur piston dalam silinder menuju ke roda, flywheel atau ke Crank.

5. Silinder
Silinder merupakan tempat atau ruangan dimana uap air akan di rubah menjadi energi gerak. Di dalam silinder terdapat piston.

Gambar Bagian Mesin Uap Torak
6. Crosshead Bearing
Berfungsi untuk menghubungkan antara masing-masing poros (Rod) sehingga masing-masing poros bisa terhubung. Pada Crosshead Bearing terdapat sebuah balljoint.

7. Engkol (Crank)
Engkol terhubung langsung dengan poros piston yang meneruskan gerak maju mundur piston akibat adanya uap air dalam silinder. Tugas dari engkol atau Shaft ini sendiri adalah mengubah gerakmaju mundur dari piston menjadi energi putar yang kemudian diteruskan ke roda.


Gambar Komponen Mesin Uap Torak Pada Kereta Api






















II.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Mesin uap torak masuk ke dalam jenis mesin ECE, dimana pembakaran bahan bakar (di sini adalah air) dilakukan di luar mesin itu sendiri, fungsi mesin uap torak hanya mengkonversi energi thermis dari uap air yang di didihkan di sebuah boiler atau alat pendidih air menjadi energi gerak oleh piston yang ada di dalam silinder. Dari energi gerak tersebut selanjutnya di rubah kembali ke energi putar oleh crankshaft yang terhubung langsung dengan piston.



BAB III
TURBIN UAP

III.1 PENDAHULUAN
        1.1 Latar Belakang
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotorblade".Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor.Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol fluid."Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluid. Energi diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar.

          1.2.Rumusan Masalah
·            Apa yang dimaksud dengan turbin uap?
·            Apa saja komponen dari turbin uap?
·            Bagaimana prinsip kerja turbin uap?
·            Apa kegunaan turbin uap?

          1.3.Tujuan Penulisan
·            Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan turbin uap?
·            Untuk mengetahui komponen-komponen dari turbin uap?
·            Untuk mengetahui perinsip kerja turbin uap?
·            Untuk mengetahui kegunaan turbin uap?

















III.2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Turbin Uap
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang meliputi pendukunnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang bertambah akibat penambahan energi termal.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.



2.2 Bagian dan Komponen- Komponen Turbin Uap
2.2.1 Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari turbin uap:

·         Shaft Seals
Shaft seals adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling bertemu secara berselang-seling. Antara labyrinth poros dengan labyrinth casing ada sedikit rongga dengan jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada titik tertentu. Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu sistem tambahan bernama sistem seal & gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu terutama pada saat start up awal atau shut down turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.

·         Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:
-          Menahan diam komponen rotor secara aksial
-          Menahan berat dari rotor
-          Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
-          Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
-          Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
-          Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan untuk melumasi bearing yang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.

·         Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh sistem balance piston.

·         Turbine Stop Valves
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.

·         Turbine Control Valve
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.

·         Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.

2.2.2 Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap
Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah : 
·         Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi kinetik. 
·         Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel. 
·         Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros. 
·         Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu.
·         Bantalan, bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban. 
·         Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan.

Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar berikut ini :
1.      CASSING Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin. 
2.      ROTOR Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros. 
3.      BEARING PENDESTAL Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor. 
4.      JOURNAL BEARING Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak Lurus Rotor. 
5.      THRUST BEARING adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor. 
6.      MAIN OLI PUMP Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian – bagian yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah : 
·         Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar.
·         Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler
·         Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
·         Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .
·         GLAND PACKING Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun kebocoran oli. 
·         LABIRINTH RING Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing. 
·         IMPULS STAGE Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah 
·         STASIONARY BLADE Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang masuk.
·         MOVING BLADE Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator. 
·         CONTROL VALVE Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan. 
·         STOP VALVE Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin. 
·          REDUCING GEAR
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm. Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah : 
1.      Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagianbagian dalam reducing gear.
2.      Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.
3.      Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm. Pin
4.      ion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan / menerima gaya tegak lurus dari pinion gear.
5.      Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya radial shaft pinion gear. 
6.      Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gaya radial dari shaft gear wheel. 
7.      Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel. 
8.      Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau menerima gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan gerak maju mundurnya poros.



Secara umum, dapat kita lihat bahwa sistem turbin uap dibagi atas 5 bagian yaitu: 
·         Steam turbine
·         Governor dan turbin control 
·         Steam supply dan drainage system
·         Cooling system 
·         Oil pressure system










        TMW 773 - Steam turbine generator set.



                             SteamTurbine.                                                        

                                                  Steam turbines hall of Southern Kuzbass Power Plant


2.3 Penggunaan turbin 
   Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik.Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu. Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar.Sebuah turbin gas, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi sebuah turbin, kompresor, "kombustor", dan alternator. Turbin dapat memiliki kepadatan tenaga ("power density") yang luar biasa (berbanding dengan volume dan beratnya).Ini karena kemampuan mereka beroperasi pada kecepatan sangat tinggi.Mesin utama dari Space Shuttle menggunakan turbopumps (mesin yang terdiri dari sebuah pompa yang didorong oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan propellant (oksigen cair dan hidrogen cair) ke ruang pembakaran mesin. Turbopump hidrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi 70.000 hp (52,2MW).

   Turbin Uap Termasuk Mesin- mesin Konversi energi yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetis pada nozel dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin. Energi mekanis yang dihasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat secara langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme yang digerakkan adalah poros generator ,jika dibandingkan dengan penggerak dengan tenaga listrik lain seperti diesel, turbin memiliki kelebihan antara lain: 
1.      penggunaan panas yang lebih baik
2.      pengontrolan putaran yang lebih mudah.
3.      tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik. 
4.      tidak terpengaruh lingkungan sekeliling yang panas
5.      uap bekasnya dapat digunkan kembali atau untuk proses

2.4 Prinsip kerja turbin uap







.







  Sebuah sistem turbin uap – generator yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap berfungsi untuk mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi energi listrik. Proses yang terjadi adalah energi panas yang ditunjukkan oleh gradien/perubahan temperatur dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-sudu turbin mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi mekanik pada poros/shaft. Pada akhirnya, generator mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Panas dari uap air yang tidak terkonversi menjadi energi mekanik, terdisipasi/dibuang di kondenser oleh air pendingin.

   Umumnya PLTU menggunakan turbin uap tipe multistage, yakni turbin uap yang terdiri atas lebih dari 1 stage turbin (Turbin High Pressure, Intermediate Pressure, dan Low Pressure). Uap air superheater yang dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure (HP), dan keluar pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap sisi Intermediate Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan langsung masuk ke Turbin Low Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang keluar dari turbin LP masuk ke dalam kondenser untuk mengalami proses kondensasi.
Komponen-komponen Turbin Uap

   Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.

   Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.

   Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur kondensor 200C sampai 300C.




















III.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
   Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotorblade".Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor.Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol fluid."Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluid. Energi diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar.



BAB IV
PELETAKAN KAMAR MESIN

IV.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
   Kita ketahui, bahwa ruangan yang ada diatas kapal terbatas dan sangat berguna, sehingga pengaturan dan pemanfaatan ruang yang efisien sangat diharapkan. Perencanaan tata letak kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap komponen-komponen yang diperlukan tepat pada tempatnya. Hal ini untuk menjaga agar komponen tersebut dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan pada pengoperasiannya di atas kapal, disamping itu pula dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan operator manakala akan memperbaiki atau merawat komponen-komponen tersebut.

       1.2.Rumusan Masalah
·            Apa yang dimaksud dengan kamar mesin?
·            Apa saja bagian-bagian dan peletakan kamar mesin?

       1.3.Tujuan Penulisan
·            Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kamar mesin?
·            Untuk mengetahui bagian-bagian dan peletakan kamar mesin?





















IV.2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kamar Mesin
Kamar mesin (engine room)  pada suatu kapal merupakan pusat dari sistem yang ada pada kapal. Dengan dasar itulah maka perlu adanya suatu penanganan dan keahlian khusus untuk pengaturan di dalam kamar mesin tersebut. sistem itu terdiri dari :
1. Sistem Permesinan Kapal, sistem ini merupakan alat penggerak  kapal   yang mana kita sebut mesin induk.
2. Sistem Instalasi Listrik, sistem ini berfungsi sebagai penyediaan listrik yang dibangkitkan oleh generator untuk berbagai keperluan diatas kapal, misalnya untuk peralatan navigasi, penerangan, penggerak pompa-pompa, danlain-lain.
3. Sistem Instalasi Perpipaan dan pemompaan, sistem ini melayani penyaluran fluida dari tempat yang satu ketempat lainnya di atas kapal.

2.2 Pokok Bahasan
A.Sistem Permesinan Kapal
Untuk melayani keperluan kerja dari semua sistem permesinan yang ada di kamar mesin, sistem ini terdiri atas :
        1. Sistem Start Udara (Starting Air System)
Sistem start untuk mesin penggerak dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara manual, elektrik dan dengan menggunakan udara tekan. Sistem start di atas kapal umumnya menggunakan udara bertekanan. Penggunaan udara bertekanan selain untuk start mesin utama juga digunakan untuk start generator set, untuk membersihkan sea chest, untuk membunyikan horn kapal, dan menambah udara tekan.

   Pada sistem start mesin utama, udara dikompresikan dari kompressor udara utama dan ditampung pada botol angin utama (main air receiver) pada tekanan udara 30 bar menurut ketentuan klasifikasi. Sistem udara bertekanan yang digunakan engine pada start awal mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagai berikut :
-          Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan kompresi, ditambah dengan hambatan yang ada pada engine, yaitu tenaga untuk menggerakkan bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, dan lain-lain.
-          Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedang berada pada langkah ekspansi.
-          Penggunaannya dalam engine membutuhkan katup khusus yang berada pada silinder head.




            

Adapun komponen pendukung utama dalam sistem start adalah :
·         Kompressor; alat ini berfungsi untuk menghasilkan udara yang akan dikompresi ke dalam tabung udara start, dimana digerakkan oleh electric motor yang berasal dari generator.
·         Separator; berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang turut serta dalam udara/udara lembab (air humidity) kompresi yang diakibatkan oleh pengembunan sebelum masuk ke tabung botol angin. Sehingga separator disediakan steam trap guna menampung air tersebut untuk selanjutnya dibuang ke bilga.
·         Main air receiver; berfungsi sebagai penampung udara yang dikompresi dari compressor dengan tekanan 30 bar sehingga selain dilengkapi indikator tekanan (pressure indicator), main air receiver juga dilengkapi dengan safety valve yang berfungsi secara otomatis melepaskan udara yang tekanannya melebihi tekanan yang telah ditetapkan.
·         Reducing valve; berfungsi untuk mereduksi takanan keluaran dari main air receiver sebesar 30 bar guna keperluan pengujian katup bahan bakar.
·         Reducing station; berfungsi untuk mengurangi tekanan dari 30 bar menjadi 7 bar guna keperluan untuk pembersihan turbocharger.

Ø  Prinsip Kerja
      Prinsip kerja udara tekan adalah motor listrik yang memperoleh daya dari generator dipergunakan untuk membangkitkan kompresor guna menghasilkan udara bertekanan. Selanjutnya udara yang dikompresikan tersebut ditampung dalam tabung bertekanan yang dibatasi pada tekanan kerja 30 bar. Sebelum menuju ke main air receiver, udara tersebut terlebih dahulu melewati separator guna memisahkan air yang turut dalam udara yang disebabkan proses pengembunan sehingga hanya udara kering saja yang masuk ke tabung. Konsumsi udara dari main air receiver digunakan sebagai pengontrol udara, udara safety, pembersihan turbocharge, untuk pengetesan katup bahan bakar, untuk proses sealing air untuk exhaust valve yang dilakukan dengan memberikan tekanan udara kedalam ruang bakar melalui katup buang (exhaust valve) dibuka secara hidrolis dan ditutup dengan pneumatis spring dengan cara memberikan tekanan pada katup spindle untuk memutar. Sedangkan untuk proses start, udara bertekanan sebesar 30 bar dimasukkan/disalurkan melalui pipa ke starting air distributor, kemudian oleh distributor regulator dilakukan penyuplaian udara bertekanan secara cepat sesuai dengan firing sequence.


Kapasitas Tabung Udara Start
Kapasitas dari tabung udara harus memenuhi ketentuan dari pihak klasifikasi/rules dan sesuai dengan manual book dari mesin yang digunakan.

Sedangkan konsumsi udara untuk beberapa penggunaan di kapal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 : Kebutuhan udara dan tekanan udara untuk beberapa penggunaan di kapal
Penggunaan
Tekanan normal udara  (kg/cm2)
Kebutuhan udara (m3/min.)
Air horn
Air motor
Spray gun
Air hoist
Hydrophore unit
Air operated type pump
Pressure log
7 – 9
4 – 7
4
5
3 - 7
-
3
0,25
0,5 t hoist 3,7
2,7 t hoist 17
very little
2
very little

2. Sistem Bahan Bakar
   System bahan bakar adalah suatu system pelayanan untuk motor induk yang sangat vital. System bahan bakar secara umum terdiri dari fuel oil supply, fuel oil purifiering, fuel oil transfer dan fuel oil drain piping system. System bahan bakar adalah suatu system yang digunakan untuk mensuplai bahan bakar dari bunker ke service tank dan juga daily tank dan kemudian ke mesin induk atau mesin Bantu. Adapun jenis bahan bakar yang digunakan diatas kapal bisa berupa heavy fuel oil (HFO), MDO, ataupun solar biasa tergantung jenis mesin dan ukuran mesin.   
   Untuk system yang menggunakan bahan bakar HFO untuk opersionalnya, sebelum masuk ke main engine (Mesin utama) HFO harus ditreatment dahulu untuk penyesuaian viskositas, temperature dan tekanan.
   Untuk system bahan bakar suatu mesin, semua komponen yang mendukung sirkulasi bahan bakar harus terjamin kontinuitasnya karena hal tersebut sangat vital  dalam operasional, maka dalam perancangan ini setiap komponen utama system harus ada yang standby (cadangan) dengan tujuan jika salah satu mengalami trouble/disfungsi dapat secara otomatis terantisipasi dan teratasi. Peralatan tersebut antara lain : purifier pump, supply pump, circulating pump, filter, dan lain-lain. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh system bahan bakar tersebut sebagai berikut :
- Tekanan; tekanan fluida dalam pipa sebelum masuk ke supply pump adalah 0 bar dan setelah keluar harus memiliki tekanan 7 bar yang akan diteruskan ke circulating pump masuk ke nozzle, keluar dari sini fluida mempunyai tekanan 10 bar.
- Kecepatan; laju aliran bahan bakar heavy fuel oil mempunyai batas maksimum kecepatan yaitu 0,6 m/s.

            Selain hal di atas beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu system bahan bakar dengan menggunakan jenis bahan bakar HFO menurut rules klasifikasi adalah sebagai berikut :
1. Bunker dari system bahan bakar berada pada deck yang terbawah dan harus diisolasi dari ruangan yang lain (section 11.G.1.1)
2. Tangki bahan bakar harus dipisahkan dengan cofferdam terhadap tangki-tangki yang lain (Section 10.B.2.1.3)
3. Pipa bahan bakar tidak boleh melawati tangki yang berisi feed water, air minum, pelumas dan oil thermal (section 11.G.4.1)
4. Plastik dan gelas tidak boleh digunakan untuk system bahan bakar (section 11.G.4.6)
5. Pompa transfer, feed, booster harus direncanakan untuk kebutuhan temperatur operasi pada kondisi medium (section 11.G.5.1)
6. Pompa transfer harus disediakan sedangkan untuk pompa service yang lain digunakan sebagai pompa cadangan yang sesuai dengan pompa transfer bahan bakar (section 11.G.5.2)
7. Harus ada paling sedikit 2 pompa transfer bahan bakar untuk mengisi tangki harian. Purifier sebagai pelengkap pengisian (section 11.G.5.3)
8. Pompa feed/booster diperlukan untuk mensupply bahan bakar ke main engine atau auxiliary engine dan pompa cadangan harus disediakan (section 11.G.5.4)
9. Untuk pendistribusian bahan bakar melalui pompa supply bahan bakar harus dilengkapi dengan filter duplex dengan control amnual atau otomatis (section 11.G.7.1)
10. Untuk saluran masuk menggunakan filter simplex (section 11.G.7.2)
11. Purifier untuk membersihkan minyak harus mendapat persetujuan pihak klasifikasi setempat (section 11.G.8.1)
12. Untuk penggunaan filter secara bersamaan antara bahan bakar dan minyak pelumas pada supply system maka harus ada pemisah (pengontrol) agar bahan bakar dan minyak pelumas tidak tercampur (section 11.G.8.2)
13. Sludge tank harus disediakan untuk purifier agar kotoran dari purifier tidak mengganggu kerja dari purifier tersebut (section 11.G.8.3)
14. Untuk pengoperasian dengan heavy fuel oil (HFO) harus dipasang system pemanas (section 11. G.9.1)
15. Settling tank dan daily tank harus dilengkapi dengan system drain (section 11.G.9.2)
16. Settling tank yang disediakan berjumlah 2 dan kapasitas minimal dapat menyediakan bahan bakar selama 1 hari atau 24 jam (secion 11.G.9.3.1)
17. Daily tank harus dapat menyediakan bahan bakar selama minimal 8 jam (section 11.G.9.4.3)
18. Harus tersedia 2 mutually independent pre-heater (section 11.G.9.7)

Ø  Prinsip Kerja
         Prinsip kerja dari sistem bahan bakar adalah sebagai berikut, bahan bakar dari bunker (storage tank) dipompakan melalui pompa pemindah (transfer) bahan bakar ke settling tank guna proses pengendapan selama 24 jam sebelum dipergunakan oleh mesin. Dari settling tank dengan menggunakan feed pump bahan bakar dipindahkan ke tangki service. Dari tangki service inilah bahan bakar selanjutnya dipergunakan oleh mesin. Volume tangki service disesuaikan dengan kebutuhan mesin untuk operasional selama 8 – 12 jam.

    3. Sistem Pelumasan (Lubrication System)
   Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston.
Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3.

Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
- Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai (section 11 H.1.3)
- Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa (section 11 H.2.3.1)
- Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan (section 11.H.2.3.1)
- Pompa utama dan independent stand by harus disediakan (section 11 H.2.3.5)

            Lubrication oil system didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi.
Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak.
2. Mencegah pelekatan cincin torak.
3. Merapatkan kompressi dalam silinder.
4. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas.
5. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder.
6.  Mencegah keausan bantalan
7.  Mencuci bagian dalam mesin
8. Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak
9. Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan
10. Hemat dalam penggunaan.
             11. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian.
12.  Memiliki sifat yang bagus pada start dingin.

Ø  Prinsip Kerja
          Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank.

      4.  Sistem Pendingin
Sistem pendingin pada motor induk diatas kapal berdasarkan fluida pendingin terdiri dari air tawar, air laut ataupun minyak pelumas. Tapi prosentase terbesar yang berpengaruh pada sistem pendingin adalah akibat dari air tawar dan air laut. Ada 2 macam sistem pendinginan yaitu :
-          Sistem Pendinginan Terbuka
-          Sistem Pendinginan Tertutup

            Pada Sistem Pendinginan Terbuka ini fluida pendingin masuk kebagian mesin yang akan didinginkan, kemudian fluida yang keluar dari mesin langsung dibuang kelaut. Fluida yang digunakan pada sistem pendinginan ini dapat berupa air tawar ataupun air laut. Sistem ini ini kurang menguntungkan dalam hal operasional. Dimana apabila fluida yang digunakan adalah air tawar maka akan menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan tidak ekonomis. Sedangkan apabila menggunakan air laut dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan akan terjadi endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan.
               Sistem pendinginan tertutup ini merupakan kombinasi antara sistem pendinginan air tawar dan air laut. Sistem pendinginan air tawar (Fresh Water cooling System) melayani komponen-komponen dari mesin induk ataupun mesin bantu meliputi : main engine jacket, main engine piston, main engine injektor. Kebanyakan sistem pendingin air tawar menggunakan peralatan sirkulasi pendingin untuk sistem pendingin air laut yang secara terpisah. Dimana peralatan yang digunakan adalah heat exchanger/cooler (penukar panas). Air tawar pendingin mesin yang keluar dari mesin didirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat inilah air tawar yang memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang disirkulasikan dari sea chest ke alat heat exchanger. Peralatan-peralatan lainnya pada sistem ini antara lain pengukur pengukur tekanan pada section dan discharge line pump, termometer pada pipa sebelum dan sesudah penukar panas, gelas pengukur/gauge glass masing-masing pada expansion tank dan drain tank. Pengatur suhu umumnya dilengkapi dengan mekanisme otomatis dengan katup treeway valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin yang diijinkan. Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut masuk ke sistem melalui high and low sea chest pada tiap sisi kapal. Setiap sea chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe, dimana pipa udara ini dipasang setinggi atau lebih dari sarat kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blow out pipe untuk membersihkan sea chest. 

Adapun komponen-komponen peralatan pada instalasi pendingin adalah sebagai berikut :
·         Instalasi air laut
1.      Sea water pump; berfungsi untuk memompa air laut ke central cooler. Pompa ini digerakkan oleh elektromotor. Kapasitas dari pompa ditentukan berdasarkan jenis pendingin yang digunakan dan jumlah panas yang harus dihilangkan.
2.      Central cooler; berfungsi sebagai penukar kalor, panas motor induk diserap oleh air tawar, pada saat air tawar melalui central cooler terjadi perpindahan panas dalam central cooler (panas air tawar diserap air laut).
3. Filter air laut; berfungsi melindungi sistem dari beram karat yang berasal dari sea chest.
·         Instalasi air tawar
       Adapun komponen-komponen peralatan pada sistem pendinginan ini antara lain :
1.      Expansion tank; merupakan tangki limpahan dimana apabila terjadi kekurangan atau kelebihan pada proses pemompaan, maka air pendingin dapat diperoleh dari tangki ini apabila terjadi perubahan volume pada sistem (seperti kebocoran). Disamping itu dilengkapi dengan vent pipe, sehingga tekanan air pendingin dalam tangki tidak tinggi
2.      Central cooling water pump; berfungsi memompa air yang berasal dari mesin ke central coler atau langsung melalui thermostatic valve bersirkulasi lagi masuk ke mesin dengan temperatur 36 oC.
3.      Central cooling water thermostatic valve; sistem pendinginan temperatur rendah ini dilengkapi three way valve dan katup pencampur air tawar yang berasal dari by-pass ataupun yang melalui proses pendinginan di central cooler. Sensor berada thermostatic valve yang diset pada suhu rendah.
4.      Perpipaan; kecepatan fluida maksimum adalah 3 m/s untuk bagian discharge dan 2,5 m/s bagian suction. Penggunaan beberapa jenis katup pengontrol seperti pengontrol temperatur yang bertujuan untuk mengarahkan air pendingin.
5.      Heat exchanger; alat ini merupakan alat penukar kalor yang digunakan untuk mendinginkan minyak pelumas, pendingin udara, pendingin air tawar pendingin  mesin. Alat ini harus dapat menjamin suhu air yang keluar dari mesin dan yang akan masuk ke mesin.
6.      Sistem pendingin internal pada motor induk, untuk dapat melakukan start dengan heavy fuel oil, sistem air pendingin harus mengalami pemanasan awal sampai temperaturnya mendekati temperatur kerja dari motor induk atau minimal 70 oC.



IV.3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kamar mesin (engine room)  pada suatu kapal merupakan pusat dari sistem yang ada pada kapal. Dengan dasar itulah maka perlu adanya suatu penanganan dan keahlian khusus untuk pengaturan di dalam kamar mesin tersebut. sistem itu terdiri dari :
1. Sistem Permesinan Kapal, sistem ini merupakan alat penggerak  kapal   yang mana kita sebut mesin induk.
2. Sistem Instalasi Listrik, sistem ini berfungsi sebagai penyediaan listrik yang dibangkitkan oleh generator untuk berbagai keperluan diatas kapal, misalnya untuk peralatan navigasi, penerangan, penggerak pompa-pompa, danlain-lain.
3. Sistem Instalasi Perpipaan dan pemompaan, sistem ini melayani penyaluran fluida dari tempat yang satu ketempat lainnya di atas kapal.



KRITIK :
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
SARAN :
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA



















3 komentar:

  1. Dengan Hormat,
    pembuat artikel dengan bagus semoga bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya,amin
    Salam
    Ratman
    PT. INDIRA DWI MITRA
    Jl.Dewi Sartika No.01, Lebakwangi, Kec. Sepatan Timur, Tangerang - Banten 15520

    RATMAN
    Phone : 021-22259 400
    Fax : 021-59371 687
    Mobile : 0813 8866 6204 (WA)
    Email : info@indira.co.id
    Email : ratman@indira.co.id

    BalasHapus
  2. menjual berbagai macam jenis chemical untuk cooling tower,chiller,evapko,boiler,wwtp ,stp,defoamer anti busa,nutrisi ,oli industri,hydrolik,dozer dll
    untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di eamil:tommy.transcal@gmail.com
    WA:081310849918
    terima kasih

    BalasHapus